Home News Ingin Mengurangi Fenomena Charger Anxiety, KALISTA Fokus Mengembangkan SPKLU

Ingin Mengurangi Fenomena Charger Anxiety, KALISTA Fokus Mengembangkan SPKLU

0
2

Seiring dengan meningkatnya popularitas dan penggunaan mobil listrik di Indonesia. Fenomena Charger Anxiety atau kecemasan dalam menemukan charging station menghantui pengguna mobil listrik. Untuk itu perusahaan pengembang ekosistem kendaraan listrik KALISTA fokus untuk mengembangkan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di berbagai titik strategis. 

“Seiring dengan upaya mendukung akselerasi transisi menuju listrik yang tengah didorong pemerintah sebagai langkah strategis mendorong pertumbuhan berkelanjutan dalam mengurangi emisi karbon, kita tidak bisa hanya bicara tentang unit kendaraan saja. Harus bicara soal ekosistem,” ujar Albert Aulia Ilyas, Direktur Utama KALISTA Group.

Sejak awal KALISTA menyadari satu hal yaitu armada tanpa stasiun pengisian yang terkelola akan menjadi beban, bukan solusi. Itulah kenapa KALISTA sejak awal tidak hanya menyediakan kendaraan, tapi juga membangun charger secara strategis, dengan pendekatan sistem, bukan proyek satuan.

Dalam konteks kendaraan listrik komersial, setiap menit downtime akibat baterai habis berarti potensi kerugian. Kendaraan logistik yang harus berhenti berjam jam karena antrian pengisian daya, misalnya, akan mengalami penurunan efisiensi operasional dan tidak menguntungkan secara bisnis.

Untuk menjawab tantangan ini, KALISTA menyediakan layanan lengkap yang mencakup pembangunan dan pengelolaan charger sesuai dengan kebutuhan rute dan operasional pelanggan. Lokasi pemasangan disesuaikan dengan kondisi lapangan. Contoh untuk transportasi publik, charger dengan kapasitas 100 – 200 kW umumnya dipasang di depo.

Alasannya charger ini digunakan untuk mengisi daya armada dalam jumlah besar, sehingga penggunaannya difokuskan untuk operasional armada dan tidak diperuntukkan untuk penggunaan publik. KALISTA sendiri telah menjalin kerja sama pembiayaan hijau dengan Bank Mandiri senilai Rp 210 miliar untuk pengadaan unit EV sekaligus pengembangan SPKLU di Kota Medan.

Pada lokasi ini, 18 stasiun pengisian daya dengan kapasitas 180 kW yang didukung daya 4.3 KVA dari PLN dibangun di depo bus listrik. Penentuan spesifikasi charger telah disesuaikan dengan pola operasional yang optimal. Dengan strategi yang efektif, 60 unit bus listrik dengan kapasitas baterai 303 kWh dapat melakukan pengisian daya hingga penuh hanya dengan waktu 1,5 jam.

Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan pengisian daya kendaraan listrik untuk penggunaan umum, KALISTA juga mengembangkan SPKLU.  Untuk pengembangkan SPKLU, KALISTA berkolaborasi dengan salah satu charging point operator (CPO) terbesar di Indonesia, Voltron, untuk membangun dan mengelola jaringan SPKLU di seluruh Indonesia. Tidak hanya soal lokasi, jenis SPKLU yang dibangun pun bervariasi berdasarkan karakteristik masing-masing lokasi. 

Mulai dari ultra fast charger 60-100 kW untuk pengisian cepat yang dipasang di sepanjang rest area, serta slow charger 22 kW yang biasanya dipasang di tempat makan dan mall. Hingga pertengahan 2025, KALISTA telah membangun sebanyak 216 charger aktif di 115 titik. Kerjasama dengan Voltron ini dilakukan untuk mendukung peningkatan daya listrik di lokasi-lokasi yang belum memiliki kapasitas mencukupi, salah satunya perkantoran.

Bentuk kerja sama ini juga dibuktikan melalui promo #EVerydaytoOffice. Selama bulan September pengguna yang melakukan pengisian daya di charging station Voltron berlogo KALISTA yang berlokasi di perkantoran dapat melakukan klaim cashback Rp10.000 Voltron Points dengan maksimal 4 kali klaim yang terdiri dari 2 kali untuk tipe mesin AC dengan minimum 20 kWh, dan 2 kali untuk tipe mesin DC dengan minimum 40 kWh.

Selain itu, KALISTA juga membuka peluang kemitraan bagi pemilik lahan melalui skema bagi hasil, “Kami menawarkan model revenue sharing bagi pemilik lahan dengan lokasi strategis, lengkap dengan dukungan operasional penuh dari kami,” ujar Albert. “Prinsip kami: kolaborasi strategis demi menciptakan sinergi berkesinambungan.”

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here